Kamis, 09 September 2021

ARSITEKTUR FOTO GRAFI (TRADISIONAL BALI)

  Asal Usus Sejarah Pulau Bali Masa Prasejarah

Zaman prasejarah Bali merupakan awal dari sejarah masyarakat Bali, yang ditandai oleh kehidupan masyarakat pada masa itu yang belum mengenal tulisan. Meskipun pada zaman prasejarah ini belum dikenal tulisan untuk kehidupan sekarang, tetapi berbagai bukti tentang kehidupan pada masa itu dapat pula menuturkan kembali keadaanya Zaman prasejarah berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama, maka bukti-bukti yang telah ditemukan hingga tentu tidak dapat memenuhi segala harapan kita .

Berkat penelitian yang tekun dan terampil dari para ahli asing khususnya bangsa Belanda dan putra-putra Indonesia maka perkembangan masa prasejarah di Bali semakin terang. Perhatian terhadap kekunaan di Bali pertama-tama diberikan oleh seorang naturalis bernama Georg Eberhard Rumpf, pada tahun 1705 yang dimuat dalam bukunya Amboinsche Reteitkamer. Sebagai pionir dalam penelitian kepurbakalaan di Bali adalah WOJ Nieuwenkamp yang mengunjungi Bali pada tahun 1906 sebagai salah seorang siswa. Dia melakukan perjalanan menjelajahi Bali. Dan memberikan beberapa catatan antara lain tentang nekara Pejeng, Trunyan, dan Pura Bukit Penulisan.Perhatian terhadap nekara Pejeng ini dilanjutkan oleh KC Crucq tahun 1932 yang berhasil menemukan tiga bagian beton nekara Pejeng di Pura Desa Manuaba, Tegallalang.

Penelitian prasejarah di Bali dilanjutkan oleh Dr. HAR van Heekeren dengan hasil tulisan yang berjudul Sarcopagus on Bali tahun 1954. Pada tahun 1963 ahli prasejarah putra Indonesia Drs. RP Soejono melakukan aksi ini dilaksanakan secara berkelanjutan yaitu tahun 1973, 1974, 1984, 1985. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap benda-benda temuan yang berasal dari tepi pantai Teluk Gilimanuk diduga bahwa lokasi Situs Gilimanuk merupakan perkampungan nelayan dari zaman perundagian di Bali. Di tempat ini sekarang berdiri sebuah museum. 

Berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan hingga sekarang di Bali, kehidupan masyarakat atau penduduk Bali pada zaman prasejarah Bali dapat dibagi menjadi:  a) Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana. b) Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut. c) Masa bercocok tanam. d) Masa perundagian                       











Penulis: Neron Telenggen
Prodi: Arsitektur (UWM Yogyakarta)
Slahkan tontonkan video pada link dibawah ini;
https://youtu.be/TwVBiivp7PY
https://nechaartch.blogspot.com/2021/09/arsitektur-fotografi.html
https://id.pinterest.com/pin/668643875932598963/
https://www.facebook.com/nechaeengge
SS

SEJARAH PRABAYAKASA#5

A. PEMBAHASAN

1. Fungsi awal ruang prabayaksa

Seperti yang diketahui dalem mangkubumen didirikan sebagai tempat untuk mempersiapakan pangeran calon Raja yang akan meneruskan kepemimpinan Raja, itu sebabnya bila di perhatikan dalem mangkubumen merupakan miniaturnya keraton Yogyakarta sebab bantuknya hampir sama. Dari hasil pengamatan ada empat jenis pintu yang cukup besar diantaranya pintu bagian selatan, pintu bagian timur, pintu bagian barat, dan pintu menuju pendopo bagian barat dari ke empat pintu ini hanya pintu selatan yang paling besar dan pintu menuju pendopo bagian barat. Pintu ini memang tidak di buka setiap hari seperti pintu rumah pada umumnya tapi pintu-pintu ini akan di buka saat-saat tertentu seperti saat ada upacara atau saat mencuci benda-benda pusaka. ritual seperti membakar sesajian masih ada dan di percaya sampai saat ini.

Berdasarkan seluruh sumber yang di dapat selama penelitian di lapangan penulis mau mengatakan bahwa proses pembangunan prabayaksa tidak bersamaan dengan pendopo dan pringgitan. Prabayaksa adalah bangunan yang terakhir jadi setelah selesainya bangunan di bagian selatan pendopo pringgitan atau yang sekarang kita kenal dengan ruang rektor dan nehru sehingga saat dalam proses pengerjaannya pangeran mangkubumi sudah menjadi Raja sehingga pangeran tidak sempat menikmati secara utuh ruang prabayaksa setelah selesai dibangun. Namun untuk memastikan prabayaksa di pakai sebagai rumah tinggal pangeran, peneliti mencocokan data pengamatan dan data yang di dapat dari informan bahwa sisa sisa peninggalan seperti tempat tidur, tempat bakaran sesajian, bekas kamar mandi, adanya pendopo di timur dan barat menguatkan dugaan sebagai bukti bahwa prabayaksa merupakan tempat yang pernah ditempati pangeran mangkubumi. Dugaan lain juga terlihat dari adanya sekatan ruang di dalamnya sebab dalam tradisi rumah jawa disebut trisula atau ruang tengah bukan untuk tempat tinggal, justru yang di jadikan tempat istirahat adalah ruang yang di samping atau pinggir bukan di tengah yang biasa disebut gandok, namun hanya ruang prabayaksa yang memiliki sekatan ruang di dalam itulah yang menjadi dugaan kuat menurut narasumer pak Sutomo juga di dasari bukti bukti dokumentasi selama penelitian di lapangan.

 

2.   Perubahan fungsi ruang prabayaksa

Ruangan dan fungsi mulai berubah pertama kali saat dalem mangkubumen ditempati oleh UGM dimana terjadi beberapa ruang yang dirubah seperti hilangnya kamar mandi, terjadi penambahan ruang dalam prabayaksa bagian selatan yang di sekat untuk kebutuhan ruang kuliah. Di sekitar lingkungan dalem prabayaksa terdapat rumah abdi dalem berbentuk tradisional awalnya yang di rubah menjadi ruang kuliah oleh UGM juga dibangun beberapa ruang kuliah tidak hanya itu saja seperti pendopo bagian timur dan barat juga di jadikan ruang perkuliahan.

3.     Status prabayaksa

Prabayaksa sendiri belum pernah di renovasi sejak berdiri hingga sekarang, namun pernah sekali menggantikan atap yang awalnya terbuat dari tirap kayu setebal 2cm kira-kira sekitar tahun 10900an dan sekarang di ganti dengan asbes. Kondisi prabayaksa saat ini yang masih digunakan adalah ruang bagian utara yang di jadikan sebagai ruang perpustakaan dan ruang referensi, sedangkan bagian selatan tidak di gunakan karena kondisinya kurang baik. Dari hasil pengamatan di lapangan secara keseluruhan dapat di simpulkan bahwa sebagian besar material dari prabayaksa masih terlihat asli peninggalan pangeran mangkubumi walaupun ada beberapa yang sudah di rubah namun itu tidak begitu nampak mempengaruhi arsitektur tradisional dari prabayaksa.

Kondisi keruskan ini sangat memprihatinkan karena terkesan membiarkan dimana dalam satu bangunan justru yang terpakai separuh bagian utara sementara ruang di bagian selatan di biarkan begitu saja, inilah sifat asli dari manusia modern saat ini menginginkan yang bagus tetapi tidak berniat untuk memperbaiki yang rusak. Berikut ini sampel objek penelitian yang di ambil guna menempatkan posisi perubahan pada material saat ini.

Gambar: Sketsa data lapangan 
Sumber: Data lapangan Penulis, 2020

Gambar: Kondisi ruang prabayaksa saat ini

Sumber: Hasil penelitian Penulis, 2020


B.    KESIMPULAN

Hasil penelitian ini masih dalam proses penyelidikan status ruang prabayaksa sebelum dan sesudah beralih fungsi sehingga objek penelitian ini masih belum dilengkapi secara detail ukuran setiap ruang dari dalem prabayaksa. Penelitian ini hanya baru sebatas menggali kembali sejarah dan perubahan-perubahan bentuk ruang dalam dan fungsi kegiatan di dalamnya. Dalam penelitian ini penulis tidak sertakan ukuran pada denah prabayaksa ke dalam laporan sebagai bentuk penghormatan pada sang arsitek terdahulu yang telah merancang dan membangunnya dengan cara tradisional yang disebut petungan di masa kejayaannya.

B.    SARAN

Berdasarkan kajian dari hasil penelitian ini penulis ingin memberikan sedikit catatan sebagai saran baik pemerintah, mahasiswa maupun peneliti sebagai berikut.

1.     Yang pertama saran bagi pemerintah juga lembaga swasta di wilayah Yogyakarta untuk memberikan perhatian secara khusus bagi setiap warisan budaya peninggalan Kesultanan Yogyakarta seperti dalem mangkubumi yang memiliki nilai sejarah tinggi sebagai pengetahuan generasi saat ini. Dengan adanya perhatian pada situs-situs budaya peninggalan leluhur maka generasi ini akan terus bertumbuh ke arah yang benar karena kesadaran budaya itu ada dan tumbuh bersama generasi.

2.     Bagi mahasiswa calon arsitek mari belajar untuk berkomunikasi dengan lingkungan sekitar kita karena disana sesungguhnya ilmu itu berada hidup dan bertumbuh bersama masyarakat dan alam.

3.     Arsitektur tradisional merupakan cerminan bagi arsitektur modern saat ini oleh sebab itu kehadiran peneliti sangat di butuhkan untuk mengkaji setiap elemen yang di gunakan dalam membangun rumah tradisional. Semakin banyaknya temuan kajian semakin banyak ilmu yang di pelajari, semakin banyak pula kesadaran di kehidupan masyarakat untuk mencintai rumah tradisionalnya.




Penulis: Neron Telenggen
Prodi: Arsitektur (UWM Yogyakarta)
Bagi yang ingin melihat kondisi ruang Prabayaksa silahkan buka pada link dibawah ini:
https://www.youtube.com/watch?v=FO6XAO2lxhw&t=2s
https://id.pinterest.com/nechaenggen/_created/
https://www.facebook.com/nechaeengge 

Jumat, 03 September 2021

SEJARAH PRABAYAKSA#4

 A.HASIL PENGAMATAN

Aktivitas pengamatan terhadap suatu objek dilakukan secara cermat serta langsung di lokasi penelitian, dan juga mencatat secara sistematis tentang gejala-gejala yang teliti. Proses observasi ini merupakan salah satu pengumpulan data yang digunakan dalam metode kualitatif yang bertujuan untuk membuktikan kebenaran pada suatu objek penelitian. Kegiatan pengamatan ini tentu memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai untuk dapat menggambarkan suatu objek serta segala sesuatu yang berhubungan dengan objek penelitian melalui panca indra.

Lingkungan Dalem Mangkubumen berada di kadipaten, kecamatan kraton, kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta . Atau lebih mudah kita mengenalnya di lingkungan Universitas Widya Mataram Yogyakarta. Adapun lingkungan dalem mangubumen memiliki cerita sejarah yang panjang mulai dari arsitekturnya, nilai filosofi, hingga fungsi dalem mangkubumen itu didirikan, bahkan masih banyak lagi keistimewaan dari dalem mangkubumen yang perlu digali sebagai informasi.

Merujuk pada pengamatan yang dilakukan, dalem mangkubumen memiliki tiga bagian penting dari urutan dalem mangkubumen yaitu pendopo, pendopo pringgitan, dan prabayaksa. Dulunya bekerja sebagai pegawai kantor kraton, dimana bagian depan pendopo bekerja sebagai tempat atau ritual kemudian ruang rektor dulunya digunakan sebagai lobi bagi tamu yang datang dari luar, sedangkan nehru dulunya digunakan sebagai tempat atau kantor bagi Sultan dan prabayaksa merupakan tempat istirahat atau rumah tinggal bagi calon Raja yaitu dengan melihat disekelilingi prabayaksa dikelilingi bangunan gandok atau rumah tinggal karena dalam tradisi rumah jawa ruang bagian tengah disebut trisula bukan tempat tinggal, biasanya tempat tinggal berada di pinggir.

Terlihat pintu buka yang sangat luas di bagian selatan juga timur dan barat dari prabayaksa namun untuk membukanya pintu justru diangkat dan disangga menggunakan, pintu pintu ini di buka saat tertentu bila ada acara atau upacara upacara saat mencuci benda pusaka. Inilah salah satu bukti keistimewahan dari prabayaksa.

Berikut ini merupakan hasil dokumentasi selama pengamatan di lapangan. sampel yang digunakan untuk mempelajari teori yang di uji coba beberapa untuk memastikan kebenarannya dengan data di lapangan.

Hasil dokumentasi kondisi pintu utama prabayaksa

Gambar:  Pintu masuk bagian selatan

Sumber: Dokumentasi penulis, Feb 2020

Hasil dokumentasi kondisi jendela bagian selatan prabayaksa

Gambar:   Dobel jendela bagian selatan luar kayu, dalam kaca

Sumber: Dokumentasi penulis, Feb 2020

Hasil dokumentasi kondisi pintu samping prabayaksa bagian timur

Gambar: Pintu samping arah timur

Sumber: Dokumentasi penulis, Feb 2020

Hasil dokumentasi kondisi pintu samping prabayaksa bagian timur


Gambar:   Pintu samping arah barat

Sumber: Dokumentasi penulis, Feb 2020

Hasil dokumentasi kondisi pintu pendopo prabayaksa bagian barat

Gambar: Pintu pendopo bagian barat

Sumber: Dokumentasi penulis, Feb 2020

Hasil dokumentasi kondisi pintu samping timur pendopo prabayaksa 


Gambar:  Pintu samping timur

Sumber: Dokumentasi penulis, Feb 2020


Hasil dokumentasi kondisi pintu utara perpustakaan 

Gambar: Pintu bagian utara perpustakaan

Sumber: Dokumentasi penulis, Feb 2020

Hasil dokumentasi kondisi pintu samping timur pendopo prabayaksa 


Gambar: P endopo timur dan barat

Sumber: Dokumentasi penulis, Feb 2020

Hasil dokumentasi kondisi dinding ruang buatan UGM 


Gambar: Dinding ruang buatan UGM

Sumber: Dokumentasi penulis, Feb 2020

Hasil dokumentasi kondisi dinding asli ruang prabayaksa


Gambar: Dinding asli ruang prabayaksa

Sumber: Dokumentasi penulis, Feb 2020

Hasil dokumentasi kondisi tempat tidur pangeran


Gambar:   Peninggalan tempat tidur pangeran

Sumber: Dokumentasi penulis, Feb 2020


 
Hasil dokumentasi kondisi tempat ritual bakaran sesajen


Gambar: Tempat ritual sesajen

Sumber: Dokumentasi penulis, Feb 2020

Hasil dokumentasi kondisi ruang sejak dialih fungsikan



Gambar: Kondisi ruang saat ini

Sumber: Dokumentasi penulis, Feb 2020

Hasil sketsa awal untuk mengetahui gambaran awal prabayaksa

Gambar: Hasil pengamatan lapangan

Sumber: Hasil penelitian, Juli 2021

Selama pengamatan di lapangan ada banyak kendala di alam seperti kekurangan tenaga untuk melakukan pengukuran, keterbatasan alat ukur menjadi masalah yang sangat besar kemudian kekurangan informasi secara tertulis seputar objek yang sangat penting untuk menentukan secara utuh posisi awal berdirinya prabayaksa. Dengan sebagian ruang yang sudah hilang kemudian beberapa bagian yang mengalami perubahan sangat berpengaruh untuk merekonstruksi bentuk semula dari prabayaksa sehingga hasil sketsa merupakan analisis selama berlangsungnya kegiatan.

Hasil sketsa gambaran prabayaksa sebelum dan setelah beralih fungsi saat ini


Gambar:  Hasil pengamatan

Sumber: Hasil penelitian, Juli 2021

Analisis denah prabayaksa sendiri tidak disertakan ukuran luas setiap ruang dengan alasan akan ada banyak perbedaan setiap peneliti sesuai dengan cara masing-masing oleh sebab itu meskipun pengukuran dilakukan selama di lapangan namun dalam pelaporan penulis tidak menyertakan detail ukuran dari setiap ruang pada denah prabayaksa. selain itu untuk menjaga nilai keistimewahan arsitektur tradisional dari bangunan prabayaksa itu sendiri.


Penulis: Neron Telenggen

Prodi: Arsitektur (UWM Yogyakarta)

Silahkan bagi yang ingin melihat kondisi ruang Prabayaksa,

Silahkan buka link dibawah ini;

https://youtu.be/FO6XAO2lxhw

Jangan lupa tinggalkan komentar, dan ikuti terus untuk mendapat informasi-informasi lain seputar arsitektur tradisional Indonesia